Berlian yang tumbuh di laboratorium, juga dikenal sebagai berlian sintetis atau berbudaya, tercipta melalui proses yang meniru kondisi pembentukan berlian alami di mantel bumi. Dua metode utama produksi berlian yang dikembangkan di laboratorium adalah bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi (HPHT) dan pengendapan uap kimia (CVD). Berikut ini ikhtisar dari setiap proses:
Tekanan Tinggi Suhu Tinggi (HPHT):
Benih: Kristal biji berlian kecil ditempatkan di sumber karbon (biasanya grafit).
Tekanan tinggi: Sumber karbon mengalami tekanan ekstrim (biasanya 5 ke 6 gigapascal (IPK)) dan suhu tinggi (biasanya sekitar 1,400 ke 1,600 derajat Celsius).
Pembentukan: Kombinasi tekanan tinggi dan suhu tinggi menyebabkan atom karbon mengkristal dan membentuk berlian di sekitar kristal benih.
Pendinginan: Berlian yang baru terbentuk kemudian didinginkan secara perlahan untuk mempertahankan struktur kristalnya.
Deposisi Uap Kimia (CVD):
Campuran gas: Campuran gas (biasanya metana dan hidrogen) dimasukkan ke dalam ruang vakum.
Ionisasi: Pengionan gas menggunakan berbagai metode seperti energi gelombang mikro, filamen panas, atau plasma. Ini menghasilkan ion karbon.
Pertumbuhan berlian: Atom karbon terionisasi disimpan pada substrat (sepotong tipis berlian atau bahan lainnya), membentuk lapisan berlian.
Pembentukan: Lapisan dibangun seiring waktu untuk membentuk kristal berlian.
Kontrol kualitas: Proses ini memungkinkan kontrol yang tepat terhadap karakteristik berlian, termasuk ukuran, bentuk dan inklusi.
Intan yang dihasilkan dengan metode HPHT dan CVD pada dasarnya memiliki sifat fisik dan kimia yang sama dengan intan alam. Teknologi canggih dan penelitian berkelanjutan memungkinkan terciptanya berlian berkualitas tinggi yang dikembangkan di laboratorium yang hampir tidak dapat dibedakan dari berlian alami..